Oleh: Dadang Solihin**
Apa itu Disaster Governance
Disaster governance is the way society as a whole manages its full array of disaster risks, which may be triggered by geological hazards (such as earthquakes); climate change and hydro-meteorological hazards (such as floods and cyclones); and conflict and war, in order to sustain development, human welfare, and dignity.
Tata kelola bencana adalah cara masyarakat secara keseluruhan mengelola serangkaian penuh risiko bencana, yang dapat dipicu oleh bahaya geologis (seperti gempa bumi); perubahan iklim dan bahaya hidro-meteorologi (seperti banjir dan angin topan); dan konflik dan perang, dalam rangka mempertahankan pembangunan, kesejahteraan manusia, dan martabat.
K. Bradley Penuel & Matt Statler, https://sk.sagepub.com/reference/disasterrelief/n49.xml
Lima Langkah Strategis
Scientific Base
Prioritas menyelamatkan nyawa atau ekonomi?
Perumusan Permasalahan: CGI Method
Controversies
Gaps
Inconsistencies
4. Solusi penyelesaian masalah: Dynamics Governance (Boon Siong Neo and Geraldine Chen)
Thinking Ahead
Thinking Across
Thinking Again
5. Execution: Sustainability Indicators
Kenali Covid-19 secara Ilmiah
Koordinasi dengan:
Penta Helix
WHO
Ikatan Dokter Indonesia
Perguruan Tinggi
Lembaga Penelitian
dll
Prioritas Menyelamatkan Nyawa atau Ekonomi?
Sebagai masalah kesehatan masyarakat diperlukan organized government respons dan organized community.
Pandemik ini perlu dihadapi secara bersama-sama, maka diperlukan aturan hukum yang jelas, partisipasi seluruh stakeholders, pengelolaan yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan (akuntabel).
Secara praktis diperlukan promosi perilaku sehat untuk mencegah penyakit menular, specific protection yaitu tersedianya vaksin,
Diagnosis dini penderita melalui RapidTest, Swab Test, dan lainnya untuk kepentingan pemantauan dan penelusuran serta penanganan pengendalian
Thinking Ahead
Kapan masa puncaknya Covid-19?, kapan akan berakhir?
Bagaimana perbedaan perilaku pada masa Covid-19: individual vs kelompok, perkotaan vs pedesaan, Social Distancing vs Lockdown,
Bagaimana ketahanan kota dan masyarakat setelah bencana?
Bagaimana format New Normal untuk seluruh sektor?
dll
Kapan dan Bagaimana Pandemi Akan Berakhir?
Kerusakan hampir merata di berbagai sektor yang disebabkan oleh Pandemi Covid-19 pada dasarnya disebabkan oleh sifat ketidakpastian (uncertainty) dan risiko fatal yang diakibatkannya.
Selama belum dilakukannya tes secara masif dan ditemukannya vaksin yang efektif, yang merupakan penyebab adanya assymetric information, maka segala aktivitas dan kegiatan sosial akan dilingkupi ketidakpastian dan memiliki risiko.
Risiko ini di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Data terakhir hingga 4 Juni 2020 menunjukkan jumlah kasus dan kematian terkonfirmasi akibat Covid-19 di Indonesia terus menunjukkan peningkatan.
Untuk jumlah kasus terkonfirmasi, Indonesia termasuk tertinggi di kawasan Asia Tenggara, di posisi kedua teratas setelah Singapura.
* M. Ikhsan Modjo, 2020
Thinking Across
Berdasarkan pengalaman keberhasilan negara lain dalam menangani pandemi Covid-19, prasyarat utama yang diperlukan untuk menjamin produktivitas dan keamanan masyarakat adalah:
Penggunaan data dan keilmuan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk penyesuaian Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB);
Penyesuaian PSBB dilakukan melalui beberapa tahapan dan zona;
Penerapan protokol kesehatan yang ketat melalui disiplin dan pengawasan oleh aparat; dan
Review pelaksanaan penyesuaian PSBB yang dapat menimbulkan efek jera sehingga dimungkinkan adanya pemberlakuan kembali PSBB secara ketat apabila masyarakat tidak disiplin dalam beraktivitas.
* Bappenas, 21 Mei 2020
Thinking Again
Pertimbangkan lagi berbagai hal secara komprehensif,
Kapan Covid-19 akan berhenti?
Sektor-sektor apa yang paling terpukul?
Apa yang harus dilakukan untuk mengatasinya?
Apa saja yang dapat dipelajari dan menjadi lesson learnt dari pandemi Covid-19 ini?
Apa yang mesti dilakukan pemerintah? Dan masyarakat juga harus berbuat apa?
*Sumber: SpeakerDeck
**PPRA 49
Commentaires