Sambutan Gubernur Lemhannas Letjen TNI Agus Widjojo pada Pelantikan IKAL Komprov DKI-Jakarta 10 Juli 2020
Assalamu’alaikum wa rohmatullohi wa barokatuh, selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua, oom swasti astu.
Yang saya hormati Gubernur DKI Jakarta, Bpk H. Anies Rasyid Baswedan, S.E., M.P.P., P.hd.
Yang saya hormati Ketua Umum IKAL, Bpk. Jend. TNI (Purn.) Agum Gumelar beserta jajaran pengurusnya
Yang saya hormati para jajaran pengurus IKAL Komprov DKI Jakarta, yang baru dilantik
Hadirin serta undangan sekalian yg berbahagia
Puji syukur senantiasa kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan ridhoNya pada hari ini. Kita dapat dalam keadaan sehat wal’afiat menghadiri acara pelantikan dan pengukuhan pengurus IKAL Komprov DKI Jakarta. Saya tidak akan mengulangi hal-hal yang telah disampaikan oleh Bapak Ketua Umum IKAL tentang tugas, harapan, para pengurus IKAL, mungkin saya akan menambahkan catatan-catatan yang berkaitan dengan Lemhannas.
Pertama adalah tadi kalau tidak salah disebut Dokter Theresia padahal Doktor ya, pertama adalah karena Doktor lebih tinggi daripada Dokter, yang kedua karena pensiunnya beliau itu di Lemhannas, saya tidak pernah merasa diperiksa oleh Dokter Theresia.
Kemudian yang kedua pak Gubernur DKI, pak Anies, kalau kita mau bersatu mudah pak, pagarnya copot saja. Gubernuran DKI, Balai Kota dengan Lemhannas, itu bisa menjadi satu.
Betul yang dikatakan Bapak Ketua Umum tadi, IKAL adalah Lembaga yang unik, besar, dan para pengurusnya mengemban amanat yang besar. Justru karena potensi yang dimiliki oleh IKAL.
IKAL bisa dibedakan tapi tidak bisa dipisahkan dengan Lemhannas. Oleh karena itu juga terkadang saya berpikir, bagaimana hubungan antara IKAL dengan Lemhannas. Saya mencoba untuk menganalogikan antara PEPABRI dengan anggota ABRI, yang sudah pensiun dari ABRI dan itu terpisah dari ABRI, jadi PEPABRI. Tapi juga itu mungkin kurang tepat juga, karena ternyata banyak anggota IKAL yang ditempatkan untuk, yang ditempatkan di Lemhannas. Saya yakin bukan untuk memata-matai Lemhannas. Tapi kalau di perguruan tinggi, alumni itu merupakan bagian dari, paling tidak adalah Lembaga universitas itu sendiri.
Tapi yang jelas kita sangat mengenal untuk Lembaga apapun, reputasi dan nama Lembaga Pendidikan terutama, itu akan sangat menentukan oleh kiprah dan perilaku alumninya, itu sangat benar adanya dimana pun itu berada dan untuk ini memang saya menyampaikan apresiasi kepada alumni Lemhannas mulai dari angkatan pertama sampai dengan sekarang. Mungkin terlalu bagus kiprahnya itu sebab Lemhannas di luar itu mengkilat sekali. Ada sedikit-sedikit goncangan, orang tanya, pendapat Lemhannas gimana. Apa yang sudah dilakukan oleh Lemhannas. Kami ini bukan Lembaga yang super dan sebetulnya Lemhannas itu adalah Lembaga Pendidikan dan pengkajian dan Lemhannas tidak punya kewenangan operasional, untuk langsung mengoperasikan kebijakan-kebijakan hasil dari pengkajian di Lemhannas.
Kemudian juga hal-hal yang terkait tantangan-tantangan ke depan adalah antara Lemhannas dengan IKAL yaitu yang tadi saya katakan bagaimana kiprah para alumni. Ada sebuah tantangan sebetulnya, bukan persoalan, bagaimana kita bisa untuk membina dan mungkin kata mengarahkan tidak tepat, tetapi bagaimana tindakan kita kalau ada alumni itu bertindak, berpikir berkata, yang tidak mencerminkan tentang materi-materi yang diajarkan di Lemhannas ataupun yang harusnya seperti pak Agum katakan, menjadi citra dan reputasi alumni.
Karena itu sekarang ada hal-hal semacam itu, apa yang bisa kita lakukan tentang hal itu, memang ada contohnya, dan memang alumni itu betul merupakan lulusan PPRA. Tetapi juga dan menggunakan nama yang mirip-mirip yang bisa dikaitkan dengan Lemhannas, tapi waktu itu, pada waktu alumni itu masih menjadi peserta, kami juga berpikir apalagi setelah dia menjadi alumni itu merupakan hak dari kebebasan berpikir sebagai warga negara. Sehingga kami tidak bisa serta merta secara sepihak mengadakan komunikasi, teguran apalagi sanksi.
"bagaimana tindakan kita kalau ada alumni itu bertindak, berpikir berkata, yang tidak mencerminkan tentang materi-materi yang diajarkan di Lemhannas,"
"setelah dia menjadi alumni itu merupakan hak dari kebebasan berpikir sebagai warga negara."
Nah ini merupakan pemikiran. Karena di luar Lemhannas adalah Lemhannas karena itu alumni perseorangan, apakah itu IKAL, apakah itu Lembaga Pendidikannya, orang tahunya itu adalah Lemhannas. Ini merupakan tantangan kita Bersama. Kemudian juga hubungan antara IKAL dengan Lemhannas itu juga sudah sangat baik. Ada sebuah contoh, misalnya alumni angkatan yang baru saja lulus, kemudian kelihatannya dia punya gundah gulana, kegalauan tentang sebuah isu nasional, tanya kepada saya, “Pak Gubernur ini gimana ni, oh bagaimana kalau ini begini begini begini. Oh begitu kalau begitu diskusi saja, memang tidak bisa mewakili semua angkatan, tetapi paling tidak mungkin para alumni yang memang punya keinginan untuk bisa berdiskusi, kami akan memfasilitasi tukar pikiran dan diskusi itu, apalagi kalau misalnya kami memfasilitasi diskusinya, kemudian alumni angkatan memfasilitasi logistiknya, klop sekali itu. Itu sudah pernah kita lakukan, dan kelihatannya itu akan berkembang ke masa depan.
Hal lain adalah tentunya kepada dan ini sudah sering kami bicarakan yaitu bahwa yang namanya alumni itu macam-macam, dan mereka sangat bangga dengan Lemhannas. Sehingga mereka menyamakan predikat itu adalah alumni Lemhannas, padahal ada program pendidikan regular, ada program pendidikan singkat dan ada peningkatan kepemimpinan daerah dan ada taplai.
Kadang-kadang juga alumninya mereka hilangkan, saya dari Lemhannas. Tentunya ini sesuatu yang untuk perlu kita sepakati perlukah dibedakan, atau tidak, kami serahkan ini kepada mungkin IKAL yang lebih wewenang untuk ini.
Selanjutnya tadi sudah dimasukan oleh pak Agum bahwa IKAL tidak lama lagi akan menyelenggarakan Munas ya pak ya, untuk memilih ketua umum baru, dan seperti merupakan cerminan mini dari kondisi nasional. Tadi juga pak Agum mengatakan, Ketika IKAL menyelenggarakan Munas dengan berisikan prosedur dan mekanika untuk memilih pemimpin, ini akan menjadi sorotan publik.
Apakah betul IKAL pertama kali bisa mempraktikan model itu, model demokratis, model pemilihan yang transparan dan terbuka ke dalam dirinya. Sebelum IKAL itu mempromosikan kepada publik, dan kepada masyarakat Hal yang ini mungkin ini masih sangat diharapkan oleh partai politik. Yang agak sulit untuk bisa terpenuhi. IKAL bisa memonopoli ini, bisa kita katakan bahwa IKAL akan memang bisa jadi model tentang apa yang diadvokasikan kepada publik dengan pertama-tama diberikan contoh dari dalam dirinya sendiri. Mungkin itu saja beberapa hal yang bersifat kekinian, yang bisa menjadi tantangan kita bersama dan sekali lagi saya katakan bahwa antara IKAL dan Lemhannas itu bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.
Saya mengucapkan selamat kepada pengurus Komisariat DKI Jakarta, yang baru dilantik. Selamat bertugas, harapan kepada para pengurus sangat tinggi. Karena ketuanya itu orang Jakarta asli. Mulai dari bawah di Jakarta sampai akhirnya masih di Jakarta. Saya ucapkan selamat dan selamat bertugas, selamat bekerja.
Terima kasih sekali lagi. Mengakhiri sambutan ini sekali lagi saya menyampaikan, selamat dan semoga pengurus IKAL Komprov DKI Jakarta mampu mengemban amanat dan tugasnya dalam memberikan pengabdian terbaik kepada masyarakat, bangsa dan negara.
Sekian dan terima kasih
Oom santi santi santi oom
Wassalamu’alaikum warohmatullohi wabarokatuh
Comments