top of page
Search
didadadi

Berharap IKAL menjadi Simpul Keadilan Sosial dan Persatuan

Updated: Oct 13, 2020

Sambutan Gubernur DKI Anies Baswedan Ph.D pada Pelantikan IKAL Komprov DKI-Jakarta 10 Juli 2020


Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Selamat siang, salam sejahtera untuk semuanya,


Yth. Gubernur Lemhannas Bapak Letjend. TNI Purn. Agus Widjoyo

Yth. Wakil Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bapak Achmad Riza Patria

Yang saya hormati yang saya banggakan senior kita Ketua Umum IKAL Bapak Jend. TNI Purn. Agum Gumelar beserta seluruh jajaran yang hadir di sini, ada pak Mustafa Abu Bakar, kemudian Komjend Polisi Togar Sianipar, juga pak Marsekal Madya Purn. Daryatmo, Sekjen dan Wakil Ketua Umum.

Yang saya hormati Ketua pengurus IKAL Komprov DKI Jakarta Ibu Sylviana Murni dan seluruh pengurus yang baru saja dilantik, ini perwakilannya hadir di sini, tetapi juga anggota pengurus yang hadir secara virtual, yang saya hormati yang tidak terlihat di sini tapi ada di dalam dunia maya sana Pak.

Bapak/Ibu sekalian yang saya hormati. Alhamdulillah, benar sekali pak Agum. Sebuah keinginan yang sudah lama sekali diungkapkan, sebuah rencana yang sudah lama dirancang, akhirnya hari ini pengukuhan dan pelantikan bisa dilaksanakan, alhamdulillah.

Kita bersyukur dan tadi sudah disampaikan begitu banyak pesan dari pak Ketua, pak Gubernur bahwa ada amanat besar di sini. Tadi disampaikan Bapak Gubernur juga tentang bagaimana IKAL Lemhannas itu bisa dibedakan, tetapi tidak bisa dipisahkan. Mungkin juga begitu pak, kantor kita ini bisa dibedakan tetapi tidak bisa dipisahkan.

Hanya di Jakarta Pak, satu ruas jalan itu ada 3 kantor Gubernur Pak. Hanya satu ruas jalan, pak. Gubernur Bank Indonesia, Gubernur Lemhannas, Gubernur DKI. Itu satu ruas jalan itu pak, 3 tempat itu. Nah di tempat lain ndak ketemu Pak yang seperti ini.

Nah Bapak/Ibu sekalian, yang saya hormati, seperti yang sudah disampaikan, kebetulan kita berada dalam suasana pandemi, yang hari ini belum selesai. Walaupun di Jakarta, alhamdulillah, sudah lebih terkendali. Tetapi kita belum selesai menghadapi pandemi ini.

Nah sekarang, kemudian, tantangan kita ke depan, adalah mengantisipasi, bagaimana dengan periode pandemi ini, Indonesia ke depan. Pandemi ini terjadi 100 tahun sekali dan kita ditakdirkan untuk menjadi angkatan yang menghadapi pandemi itu. Kita ini angkatan yang dapat kehormatan, ditakdirkan untuk menghadapi dan ini bukan soal apa yang kita kerjakan hari ini saja, tetapi ini adalah tentang perjalanan sejarah bangsa kita.

Satu kilometer dari tempat ini, di Gedung Pancasila, itu dirancang persiapan Kemerdekaan kita, BPUPKI dan proses itu tidak jauh dari tempat ini Pak. Karena itu kita-kita yang bekerja di sekitar sini, itu selalu diingatkan, betapa dekatnya kita dengan lokasi kesepakatan mulia tentang pendirian Republik dan tadi disampaikan bahwa sebuah institusi pendidikan itu selalu dilihat dari bagaimana alumninya, dan hari ini alumni yang di Jakarta berkumpul membentuk kepengurusannya.

Di kota yang menjadi lokasi cikal bakal perencanaan Republik, yang dokumen perencanaannya, itu kalau Bapak/Ibu sekalian tunjukan ke dunia, hampir selalu Pak, semua yang membaca pembukaan Undang-Undang Dasar kita, selalu mengatakan, ini adalah dokumen pendirian negara yang merupakan puncak-puncak pemikiran intelektual yang amat mendalam, dan itu diakui. Jauh sebelum kita sebelum kita deklarasi PBB, pernyataan-pernyataan itu, pernyataan-pernyataan yang siapapun yang membaca, pasti terpesona, luar biasa.

Pesan utama pendirian, Keadilan Sosial. Kenapa didirikan Republik ini, karena ingin ada Keadilan Sosial dan kalau ada Keadilan Sosial, maka muncul Persatuan. Tadi banyak dibahas tentang bagaimana kita, menjaga Persatuan. Nah Komisariat dibentuk, alumni sebuah Lembaga Pendidikan yang jumlahnya sudah 30 Propinsi, Pak Agum mimpin seluruh Indonesia, sekarang sebuah tanggung jawab untuk ikut menghadirkan Keadilan Sosial dan ikut menjaga Persatuan. Keadilan Sosial ini, Bapak/Ibu sekalian yang perlu kita dorong terus. Karena begitu Keadilan Sosial hadir, maka di situ ada kedamaian. Di situ ada ketenangan, di situ ada rasa bahagia, karena keadilan ini. Nah tapi juga, ini tantangan Bapak/Ibu sekalian. Karena dengan adanya pembangunan yang kita lakukan selama ini, rentangan geografis yang kita miliki membuat itu jadi gap-gap.

"Kenapa didirikan Republik ini, karena ingin ada Keadilan Sosial dan kalau ada Keadilan Sosial, maka muncul Persatuan"

Saya berharap IKAL ini bisa menjadi salah satu simpul yang ikut mendorong hadirnya Keadilan Sosial dan ikut menjaga simpul-simpul Persatuan yang ada di bangsa kita. Ini bukan tanggung jawab yang kecil, apalagi akhir-akhir ini Bapak/Ibu sekalian, kita menyadari betapa teknologi menjadi salah satu faktor penting dalam interaksi bangsa kita. Salah satu hikmah dari pandemi ini adalah teknologi yang tersimpan di HP dan laptop dimanfaatkan.

Teknologinya sudah ada, tapi vicon nya baru sekarang. Teknologi sudah lama, tapi kita tidak melakukan. Pelantikan seperti ini dulu kalau hadir, ya semuanya hadir secara fisik. Sekarang Bapak Kapolda dari NTB, Pak Ikbal ikut di sana. Beliau dilantik tapi beliau berada di tempat lain. 6 bulan lalu tidak terpikir, kalau seperti ini, ya pelantikan ya datang ke sini. Teknologi menjadi sesuatu, ini menarik Bapak/Ibu sekalian. Karena saya perlu sampaikan di sini bahwa pemanfaatan teknologi dalam kaitan dengan Persatuan, ini yang perlu didorong. Di negara-negara demokratis, demokrasi, pilarnya itu adalah Trust.

Di negara yang non demokrasi, pilarnya itu rasa takut. Perhatikan, semua negara non demokrasi, ditopang oleh rasa takut. Begitu rasa takut itu hilang, maka kekuasaan itu rontok. Tapi kalau di tempat yang demokratis, Ketika ada Trust, maka Pemerintahan berjalan baik. Berfungsi pilarnya Trust. Teknologi ini telah berhasil membuat rasa takut itu hilang. Karena itulah rezim-rezim bertumbangan Pak, satu per satu. Coba perhatikan di Timur Tengah dengan adanya gelombang. Help spring teknologi menjadi pertahanan terhadap rasa takut. Kita yang memiliki teknologi, memiliki demokrasi, pakainya Trust.

Pertanyaannya bagaimana membuat teknologi ini bisa membangun saling percaya. Teknologi membangun saling mendukung, saling menopang. Nah itu sebabnya pandemi ini memberikan hikmah, itu yang ingin saya sampaikan. Hikmahnya apa, mendadak yang dulu digunakan untuk sering justru menghilangkan kepercayaan, sekarang bisa dipakai untuk membangun kepercayaan, membangun persatuan dan IKAL menurut saya punya tanggung jawab moral, untuk bisa melakukan itu. Mudah-mudahan di Jakarta, nanti IKAL bisa menjalankan amanat sebaik-baiknya dan insyaAllah dibawah kepemimpinan Bu Sylvi dan seluruh yang hadir di sini, kami insyaAllah akan dukung kegiatan-kegiatan IKAL di Jakarta dan ikut fasilitasi.

Meskipun kalau ngantor kanan kiri juga sama. Kantor Gubernurnya dua Pak. Jadi Bu Sylvi bisa milih, mau masuk parkiran yang mana. Karena bersebelahan, tapi kita berharap, dan harapannya tadi, ikut mendorong Keadilan Sosial dan ikut mendorong Persatuan. Dua kata kunci ini yang membuat Republik ini berbeda dengan tempat-tempat yang lain dan inilah yang mudah-mudahan kita bisa jaga sama-sama sebagaimana kita membaca kisah pendiri Republik dengan rasa bangga dan hormat. Mudah-mudahan apa yang dikerjakan di hari-hari ini, juga kelak akan dibaca anak cucu kita dengan rasa hormat dan bangga sebagaimana kita hari ini. Selamat bertugas, selamat menjalankan amanat.

Terima kasih

Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

57 views0 comments

Коментарі


bottom of page